Jumat, 11 November 2011

My Dream

Cerpen karya : Tiara-5b

Di Amerika, Cleterbuc street aku tinggal. Namaku Sarah Hackler. Hobiku menulis dari kecil. Impianku menjadi novelis terkenal. Aku punya ayah dan ibu bernama Parker Hackler & Sinta Hackler. Ayahku menentang impianku menjadi novelis terkenal. Katanya aku harus belajar dengan giat agar aku pintar, padahal aku tak suka belajar. Kalau ibuku mendukungku menjadi novelis terkenal. Kata ibuku, impian itu penting sekali untuk hidupku. Yah… orangtuaku saling berselisih tentang impianku itu. Tapi, biarkan saja mereka berdua, itu yang penting sekarang aku harus serius dengan impianku itu. Kalau aku sudah membulatkan tekadku, tidak akan ada yang bisa melarang.

Rencananya aku mau membuat sebuah buku yang disukai orang banyak. Karena ini hari Minggu, ayah tidak melarangku memakai komputer. Tapi aku masih bingung apa judul bukunya. Jadi, aku masih pikirkan lagi apa judulnya. Tapi saat aku sedang memulai berpikir…

 “Permisi! Ada orang! Saya ingin bertemu Sarah! Ini Vicky!” Nah, yang itu sahabatku, Vicky Jonhson. Vicky adalah orang yang sangat berlebihan. Dia juga bersifat kekanak-kanakan.  Padahal umur kita sama, 6 tahun.

Aku mengeluarkan kepala dari jendela kamarku dan ini yang kubilang, “Oh, Vicky! Masuk saja!“ Aku jadi ikut berlebihan kalau aku bicara dengannya. Diapun masuk ke dalam rumahku dan menutup pintu begitu keras. “BRAAAKKK!!!!” Mangkuk salad ibu langsung terjatuh dan akupun ikut terjatuh dari kursiku. Untunglah ayah tidak ada dirumah. Bisa berbahaya bagi Vicky dan aku tentunya.
Aku buka pintu kamarku dan berteriak, “Apa yang kau lakukan Vicky?! Bunyi apa itu tadi?”

 “Oh! Hai Sis! Aku sedang menutup pintu rumahmu!” begitulah Vicky. Apapun yang kukatakan, pasti dia turuti. Seperti anjing dan majikannya. Sekarang aku menyuruhnya untuk mengambilkan kertas untukku. Aku mulai berpikir, berpikir, & berpikir. Ya, aku sudah dapatkan ide baru. Ceritanya, ada seekor rubah yang ingin bertualang ke seluruh dunia. Ini cerita fabelku yang pertama. Waktu kecil aku selalu membuat cerita tentang orang. Belum terpikir untuk membuat cerita binatang yang bertualang. Jadi sekarang saatnya memulai cerita baru. Tiba tiba…

 “Waaah! Sarah kamu mau buat apa?!”kata Vicky. Aku bilang aku membuat cerita. Lalu aku minta kertas ditangannya itu. Aku langsung mengetik dengan cepatnya sampai-sampai dia hampir pingsan. Saat dia melihat komputer ternyata aku sudah mengetik dua halaman selama 5 menit. Vicky melongo di depan komputerku.

 “Kenapa Vicky?!” Aku pura-pura tak tahu dia kaget. Dia tak menjawab pertanyaanku itu. Semua orang melakukan kegiatan yang sama dengan Vicky, melongo saat aku mengetik. Aku melanjutkan ceritaku itu dan…

 “Sarah! Kamu sedang apa di depan komputer?!”Ayahku berteriak.

 “Yaahh… mengetik cerita tentunya. Ayah tahukan, aku ini novelis.” Aku berkata dengan takutnya. Dia melotot ke arahku dengan tatapan ingin menghajarku. Aku bersyukur dia ayahku, karena ayah tak pernah memukul aku, tapi mungkin setelah ini aku akan dapat masalah besar.

 “Harusnya kau belajar! Bukan mengetik! Aku sudah memberitahukanmu berkali-kali, tapi kau tak berhenti mengetik.” Dia marah-marah tak jelas seperti orang kesurupan.

Ibuku datang dan berteriak,”Hei! Jangan berisik! Telingaku hampir copot mendengar teriakan itu!” Mereka  bertengkar. Sekarang keaadaan rumahku sudah kacau balau. Aku tak mau buang waktu dengan ini. Aku langsung membuat ceritaku tanpa henti.

Tak kupercaya aku sudah membuat cerpen selama 1 jam penuh. Aku mengeprint ceritaku. Vicky masih melongo, orang tuaku masih bertengkar. Lebih baik aku kabur keluar kamar. Aku sudah bertanya pada temanku kemarin sebuah kantor redaksi. Kebetulan ayahnya bekerja di tempat redaksi itu. Aku sudah menulis alamatnya dan tinggal pergi dengan sepeda ke kantor redaksi tersebut.

Sesampai di kantor redaksi, aku langsung memberikan ceritaku itu kepada kepala kantor redaksi. Namanya Mr.Candler. Dia bilang ceritaku akan diperiksa dulu. Besok akan diberitahukan hasilnya.

Aku pulang sambil berpikir, kalau ceritaku jelek pasti sia-sia saja aku aku mengetik fabelku itu. Sudah aku capek, keadaan rumahku sangat kacau, ditambah ceritaku jelek pasti aku sudah stress. Semoga ceritaku bagus.

Ketika aku sudah sampai di depan pintu rumahku, dan membuka pintu itu…… ada piring terbang melesat! Aku kaget setengah mati. Ternyata ibu dan ayah masih bertengkar. Aku mencari Vicky, aku takut dia kenapa-napa karena piring terbang itu. Diasudah tak ada. Mungkin dia sudah pulang, atau  mungkin lari kabur. Aku sudah bilang berhenti pada orang tuaku tapi mereka tak mendengar. Jadi aku berteriak sekeras mungkin….

“WAAAAAAAAAAAAAAAAA!!!!!!!!!!”Mereka behenti bertengkar dan masuk kamar. Aku juga masuk kamar dengan terengah-engah. Aku ganti baju dan membaca agar dapat ide lagi. Aku membaca buku berjudul “The Death Woman”. Ini cerita horor orang dewasa. Buku itu tebal, sehingga butuh waktu 2 jam aku membaca. Ternyata sudah sore. Aku mandi, lalu pakai baju & menelpon Vicky.

“Halo, bisa bicara dengan Vicky?Ini Sarah,”Aku bertanya.

“Halo Sarah! Ini aku sendiri kok! Maaf ya tadi aku langsung pulang! Orang tuamu bertengkar sih!”

“Ah nggak apa-apa… Daahh..” Kututup telpon ku dan tidur.

Paginya aku bangun, mandi, dan berrangkat ke kantor redaksi. Aku bersemangat sekali jadi berlari-lari. Aku datang dan berkata,”Apa fabelku bagus? Apa bisa jadi buku? Bagaimana?”

“Yaaahhh… lumayan, bisa dijadikan buku.Tapi sepertinya kamu masih amatiran yaaa…”Kata kepala redak siku itu.

Aku senang sekali. Akhirnya bukuku bisa dijual. Ayahku membeli bukuku itu dan berkata, “Ok, ayah akan mendukungmu menjadi novelis sekarang.”

Kelinciku

teman-teman, ini gambar kreasiku dari program CorelDraw
Karya: Lea Lunetta Shelmadisha-5b

Selasa, 08 November 2011

Singa yang Usil


 

Fabel karya: Savina Amira Divanadia 3b

Di sekolah hutan hiduplah Beruang, kelinci, Kucing, Monyet, dan Singa. Singa itu sifatnya jahat. Sedangkan yang menjadi guru adalah kelinci.
Di sekolah hutan hiduplah Beruang, kelinci, Kucing, Monyet, dan Singa. Singa itu sifatnya jahat. Sedangkan yang menjadi guru adalah kelinci.

Pada hari senin ada pelajaran jalan-jalan, memasak, memancing, membuat rumah.

Suatu hari Singa mengambil penghapusnya Beruang, pada saat itu Beruang tidak mengetahui kalau penghapusnya diambil oleh Singa. Beruang tidak tahu tapi kucing yang tahu, Kucing diam-diam mengejar Singa, tapi Singa tidak tahu kalau dikejar. Beruang yang mulanya sedang mengerjakan tugas dari bu Kelinci, langsung menoleh ke belakang melihat Kucing mengejar Singa,

”Kamu ngapain ngejar si Singa?” kata Beruang.

”Penghapusmu diambil sama singa” kata Kucing. Beruang langsung mengejar Singa.

”Kucing kamu ke belakangku!” kata Beruang.

”Biar aku ke sana” kata Beruang. Jarak singa dan Kucing sudah dekat dan tertangkap tapi si Monyet mengambil penghapus itu. Beruang mengetahui hal itu, kemudian Beruang menangkap si Monyet. Singa juga sudah tertangkap jadi ia tidak bisa lari lagi, penghapus itu sudah diambil Beruang.

Tiba-tiba ada nyamuk yang masuk ke hidung singa, Singa mencoba mengeluarkan nyamuk itu dari hidungnya tapi tidak berhasil.

Singa mengatakan, ”aku janji tidak akan usil mengambil barang temanku lagi”.

“Kamu juga harus mengatakan hal ini ke bu Kelinci”kata Nyamuk.